Ingin Mahir Berbahasa Inggris? Empat Skill ini Harus Anda Kuasai



Kadang-kadang miris juga mendengar keluhan berbagai orang, entah itu teman atau mantan murid yang berkata,

“Dari esde sampai SMA belajar bahasa Inggris, tapi nggak bisa-bisa.”

“Sudah bertahun-tahun tidak bisa berbahasa Inggris.”

“Susah banget berbahasa Inggris.”

“Ah, aku pasrah aja dah.”

Yah, itu baru beberapa dari sekian banyak keluhan tentang ketidakmampuan mereka dalam berbahasa Inggris.

Saya sih sebenarnya tidak terlalu lihai dalam bahasa Inggris, namun meskipun begitu, kemampuan saya tidak parah-parah amat ^_^.



Saya tetap belajar untuk mengembangkan diri ke arah yang lebih baik untuk kemajuan kemampuan saya dalam berbahasa inggris.

Kalau dipikir-pikir, menurut pengamatan saya, selama kurang lebih 30 tahun (belajar dari sejak esde sampai sekarang), saya mengambil kesimpulan bahwa karena empat skill atau ketrampilan ini harus kita semua miliki, agar bisa berbahasa Inggris.


Apa empat skill itu?


Satu, Listening atau Mendengar.




Hah, Mendengar?

Mungkin Anda berpandangan mendengar tidak penting.

“Langsung bicara aja. Ngapain pake latihan mendengar segala.”

Nah, inilah kekeliruan terbesar dari kita saat ini.

Kita lupa bagaimana dulu kita belajar bahasa ibu.

Kita mengulangi pengucapan ayah dan ibu yang diucapkan papa dan mama kita.

Lalu sedikit demi sedikit, kita belajar kata-kata baru, seperti makan, minum dan lain sebagainya.

Mengapa penting mendengar?

Karena dengan mendengar, kita dapat mereduksi kesalahan dalam pengucapan.

Setiap bahasa mempunyai satuan bunyi dan suku kata yang berbeda, oleh karena itu, kita perlu mendengar penutur asli, untuk mengetahui dengan pasti bagaimana mengucapkan suatu kata sebelum mengucapkannya.

Untungnya, sekarang berbagai kemudahan sudah sangat mudah kita temui.

Kita bisa belajar memahami percakapan dari film-film luar negeri dengan menghilangkan subtitle-nya.

Atau kita juga bisa mendengarkan radio berbahasa Inggris lewat aplikasi TuneIn Radio di hape android atau ios (saya iri dengan kondisi saat ini, karena dulunya saya mendengarkan siaran radio lewat radio portable saya yang nguang-nguing, nguang-nguing ^_^).

Dan yang tidak kalah bermanfaatnya adalah YouTube, media yang menyajikan video-video yang tak terbatas dan bisa diakses kapan saja.

Berapa lama atau seringnya menumbuhkan kebiasaan mendengar ini?

Kalau memungkinkan 30 menit dalam sehari. Atau bisa juga 10 sampai 15 menit sehari.

Yang penting, rutin terlebih dahulu, maka kalau kebiasaan ‘mendengar’ ini sudah terbentuk, maka penambahan waktu ‘mendengar’ pun bisa dilakukan.

Oya, saya juga suka mendengar podcast lewat aplikasi podbean atau soundcloud (mengenai podcast, anda googling saja untuk mencari tahu apa itu podcast).

Janganlah hanya alay mendengar lagu-lagu cengeng atau hal-hal yang tak berguna.

Banyak ilmu yang berguna yang bisa Anda dapatkan lewat podcast.

Jangan sia-siakan saluran yang satu ini ^_^.


Dua, Speaking atau Berbicara.



Jangan lupa bicara ^_^.

Ini yang sangat mengherankan.

Kok kuliah di program studi sastra Inggris atau pendidikan bahasa Inggris, tapi sehari-hari dengan teman kuliah kok berbahasa Indonesia ^_^.

Akibatnya, kebanyakan lulusan sastra inggris atau pendidikan bahasa Inggris yang cikal bakal menjadi guru setelah lulus, tidak lancar berbicara dalam bahasa Inggris.

Tragis?

Memang sangat memprihatinkan.

Sehingga tidak perlu heran kalau bahasa Inggris yang diajarkan oleh para guru bahasa Inggris jaman now tidak terlalu menarik atau bisa dikatakan sangat membosankan.

Metode ceramah masih mendominasi cara mengajar guru.

Saya tidak mengatakan kalau saya lebih baik dari guru-guru bahasa inggris yang lain, namun saya terus belajar dari berbagai sumber, entah buku atau situs-situs tentang mengajar bahasa Inggris seperti www.teachingenglish.org.uk.

Saya terus mencoba mempraktekkan metode mengajar dari bahan-bahan yang saya temui dengan tujuan supaya belajar bahasa Inggris menjadi hal yang menyenangkan, bukan sesuatu yang membosankan.

Dan tentu saja, berbicara adalah salah satu keahlian yang harus dipenuhi jika ingin bisa berbahasa Inggris.

Sayangnya, kebanyakan guru-guru bahasa Inggris cuma bisa berbicara bahasa Inggris (itu pun tidak begitu fasih), namun tidak bisa mentransfer ilmu berbicara mereka ke siswa-siswinya.

Dan parahnya, tidak ada evaluasi untuk guru-guru semacam itu.

Secara pribadi, saya menyarankan, di keluarga, sedapat mungkin berbicara dalam bahasa Inggris dan ikut sertakan anak-anak Anda dalam kursus bahasa Inggris, supaya bisa mengenal tata bahasa Inggris dan juga supaya bisa bersosialisasi dengan teman-teman sebaya dalam bahasa Inggris.

Dengan membiasakan diri berbicara dalam bahasa Inggris di rumah, di komunitas, di sekolah, ketertinggalan kita dalam berbahasa Inggris akan bisa kita kejar.

Karena belajar bahasa Inggris itu mem-bisa-kan, bukan mem-bisu-kan ^_^.

Masa belajar bahasa Inggris diam melulu.


Ketiga, Reading atau Membaca.



Nggak ngerti kata-katanya. Banyak kata-kata baru.

Saya kadang-kadang heran dengan ujaran atau alasan seperti ini.

Bagaimana bisa berbahasa Inggris kalau tidak suka membaca?

Lho, mungkin Anda bertanya, apa korelasi antara membaca dengan berbicara atau berbahasa Inggris secara umum?

Sangat berhubungan.

Dengan mempunyai banyak kosa kata dari aktivitas membaca, maka nanti akan sangat membantu waktu berbicara.

Sayangnya, dengan rendahnya minat baca masyarakat Indonesia, menyebabkan kompetensi dalam berbahasa Inggris sangat jauh untuk bisa dijangkau.

“Susah membuat anak saya suka membaca.”

Ini salah satu dari sekian banyak alasan-alasan para orangtua murid.

Saya tidak bisa menyalahkan kondisi sekarang, di tengah berbagai gempuran media sosial yang lebih menggoda ketimbang membaca buku, dan tentu saja, gampangnya menonton teve dengan berbagai saluran, gratis, dibanding membeli buku di toko buku atau harus keluar rumah untuk meminjam buku di perpustakaan.

Namun begitu, kita semua harus sadar, kalau investasi leher ke atas, dalam hal ini, ilmu, tidak mudah untuk diraih.

Harus ada pengorbanan dari segi dana, waktu dan tenaga.

Membeli buku atau meminjam di perpustakaan mungkin terlihat kuno, namun orang-orang sukses masih melakukannya sampai saat ini.

Kalau pun cukup ribet dengan bertumpuknya buku di rumah, sekarang sudah ada buku digital.

Cukup membeli secara online, dan buku digital itu pun ada dalam genggaman kita, di smartphone kita, tanpa batas, bisa membawa banyak buku dalam gawai kita, dan bisa kita baca kapan pun dan dimanapun.

Masih beralasan tidak sempat membaca ^_^?


Keempat, Writing atau Menulis



Melihat gambar diatas, mungkin diantara Anda, ada yang setuju dan tidak setuju.

Pada awalnya dulu, saya tidak suka menulis.

Pertama kali saya menulis, memang belum terasa apa-apa, tak ada efek yang terasa.

Namun, seiring waktu berjalan, manfaat menulis mulai saya rasakan.

Saya dapat menyampaikan pesan saya dengan sederhana dan jelas.

Saya bisa mengerjakan tugas mengajar saya dengan mudah, karena terencana oleh karena menulis.

Dan ini agak bersifat abstrak: Saya merasa lebih tenang setelah menuangkan buah pikiran saya lewat tulisan.

Sebenarnya masih banyak manfaat menulis lainnya, namun saat ini cukuplah beberapa contoh diatas.

Untuk lebih detil tentang menulis, kita akan membahasnya di lain waktu.

Dalam hal sekarang ini, berkaitan dengan empat skill, ada rujukan lain yang mengacu langsung dalam hal ini.

Francis Bacon berkata, “reading makes a full man; conference a ready man; and writing an exact man.”

Menulis, bukanlah yang terakhir, namun merupakan inti dari kesemuanya, dan merupakan ketrampilan yang tertinggi.

Dengan menulis, kita mempunyai ketelitian untuk melihat segala sesuatu dari berbagai sisi.

Menjadi lebih cermat dalam melihat kehidupan ini.

Jadilah orang yang bermanfaat, jangan hanya sibuk dengan melihat-lihat, kepo dengan timeline media sosial orang lain.

Tulislah artikel yang mencerahkan dan memberikan sumbangsih untuk orang lain.

Siapa tahu pengetahuan dan pengalaman Anda bisa memecahkan masalah orang lain dan memberikan jalan keluar.

Jadi, melihat empat skill berikut diatas, sebenarnya ada korelasi yang sangat erat, yaitu:



Maksud dari keterangan diatas adalah:

Apabila Anda ingin bisa berbicara dalam bahasa Inggris, maka Anda harus sering-sering mendengar percakapan-percakapan atau lagu-lagu dalam bahasa Inggris.

Dan jika Anda ingin mahir menulis, maka Anda harus banyak-banyak membaca.

Jadi salah kaprah kalau tolak ukur kebisaan berbahasa Inggris cuma diukur dari kemampuan berbicara saja.

Karena empat skill itu adalah suatu sinergi.

Tidak bisa berdiri sendiri.


“Menguasai suatu ketrampilan itu jangan setengah-setengah. Maksimalkan upaya Anda untuk lebih dari sekedar ‘bisa’.”

Komentar

  1. CASINO ONLINE - Casino OnLINE | TheJtmHub
    JAMMERS 충주 출장안마 Gaming, Limited. Profile picture. JAMMERS GAMING LTD is 거제 출장마사지 the primary owner of 밀양 출장샵 the Casino 시흥 출장마사지 Online 경상북도 출장샵 service. It is licensed by

    BalasHapus

Posting Komentar