Menulis, Meninggalkan Pesan ke Dunia Sebelum Tiada

Ilustrasi : solo.tribunnews.com

Menulis?

“Kegiatan yang membosankan.”

“Saya tidak punya bakat menulis.”

“Apa gunanya menulis?”

Begitu sekelumit alasan-alasan kenapa kebanyakan orang-orang yang saya tanyakan tidak suka menulis.


Saya sebenarnya juga kurang suka menulis, tapi saya ‘memaksakan diri’ untuk menulis.

Selain karena dalam bisnis online, saya diharuskan menulis di blog dan media sosial, juga karena sebagai guru, saya harus menyampaikan pesan ke peserta didik dengan jelas.

Dengan menulis, saya mengasah kemampuan menulis dan berkomunikasi dengan terang benderang.

Saya terus dan akan terus berusaha untuk menulis.

Meskipun banyak kekurangan disana-sini, namun saya akan terus menulis dan menulis.

Tiada henti.

Menulis buku?

Saya banyak kali gagal, namun saya tetap dan terus menulis buku, meskipun belum ada yang diterbitkan sampai saat artikel ini dibuat.

Atau, kalaupun buku-buku saya tidak menembus penerbit mayor seperti Gramedia, masih ada opsi menerbitkan sendiri buku lewat jalur penerbit indie.

Tapi dengan adanya blog atau media sosial, tidak sulit untuk menuangkan buah pikiran kita.

Kita bisa memanfaatkan saluran-saluran tadi untuk berbagi, membagikan hal-hal yang bermanfaat dan bukan sibuk dengan ujaran kebencian dan hoax-hoax yang bertebaran di dunia maya.

Mulailah menulis.

Jangan tunda-tunda lagi.

Sediakan waktu 15 menit dulu setiap hari sebagai permulaan. Lebih baik rutin, teratur melakukan small steps, langkah-langkah kecil, untuk menumbuhkan kebiasaan menulis.

Nanti lama kelamaan akan terbentuk kebiasaan menulis, sehingga waktu 30 menit atau satu jam pun akan terasa singkat.

Tulis, tulis dan tulis.

Lakukan terus tanpa henti.

Anda akan mendapatkan manfaat dari menulis.

“Jangan kenal lelah dalam menulis.”

Komentar