"Uang Lesnya Kok Mahal? Nego ya?"

Sudah sering memberikan tanggapan seperti ini waktu Anda, sebagai orangtua, mendengar tarif les privat?

Saya sih sudah sering mendengar calon orangtua murid les privat berbicara seperti itu ^_^.

Yah, memang tidak bisa disalahkan kalau kebanyakan orang akan menawar. Ingin mendapatkan layanan premium dengan biaya murah.

Namun yang kebanyakan orang suka lupakan adalah yang namanya les privat ke rumah itu berbeda dengan les di bimbingan belajar biasa.

Malah ada pengalaman saya, waktu dulu ngajar di sekolah, karena melihat tingkat ekonomi orangtua di sekolah dalam rentang menengah ke bawah, maka saya tak mematok tarif tinggi. Saya bilang satu pertemuan biayanya lima ribu rupiah, eh, si anak menyangka lima ribu itu untuk satu bulan! Lima ribu untuk delapan kali pertemuan dalam sebulan! Kebangetan banget ^_^.

Nah, menanggapi hal ini, saya merasa perlu untuk mengatakan dalam artikel kali ini tentang mengapa sih uang les privat lebih mahal dari uang les di bimbingan belajar.

Mari kita bahas satu per satu.

1. Guru datang ke rumah

Untuk yang satu ini, sungguh sangat meringankan bagi para orangtua murid yang ingin putra-putri mereka mendapatkan les tambahan di luar jam sekolah. Mengantar jemput ke dan dari tempat bimbel tentu saja menyulitkan. Apalagi di jam-jam pulang kantor semisal jam 4 dan 5 sore, dimana bimbel-bimbel itu mulai operasional pada jam tersebut, juga menjemput tersayang pada malam hari, yang juga bisa padat kendaraan di jalan, sedangkan badan sudah lelah ‘diguyur’ pekerjaan seabrek seharian.

Guru datang ke rumah menjadi solusi bagi Anda, para pekerja seharian. Dengan begitu, Anda tak perlu repot mengantar jemput sang buah hati. Cukup menanti sang guru di rumah, dan kelebihan lainnya yaitu Anda pun bisa memantau bagaimana sang guru mengajar anak dan sang anak pun jadi lebih fokus karena orangtua ikut memperhatikan proses belajar.

Nah, sang guru spesial datang dan mendidik anak Anda secara khusus. Apakah dia tidak layak mendapat bayaran lebih besar karena dia sudah menyediakan waktu istirahatnya untuk buah hati Anda, menyediakan tenaga untuk mendidik anak Anda, dan mencurahkan segenap pengetahuannya untuk menjelaskan materi pelajaran untuk putra-putri Anda?

2. Materi sesuai dengan di sekolah

Yang selalu menjadi perbincangan di kursus bahasa Inggris di tempat saya mengajar dulu adalah isi modul yang tidak relevan dengan pelajaran di sekolah.

“Bagaimana ini, Pak? Anak saya ada PR dari sekolah.”

“Ya, bisa aja nanya ke saya, Bu. Tidak masalah.”

Tapi setelah itu, modul atau materi dari kursus harus diselesaikan hingga tuntas.

Memang tidak bisa disalahkan bimbel atau kursusnya, karena mereka ingin kejelasan tentang tingkatan atau level murid. Misalnya, di kursus saya dulu, ada Pre Elementary, Elementary, Pre Intermediate, Intermediate, Advanced, dan lain-lain. Tujuannya supaya jelas jenjang tingkatnya dan ada peningkatan setiap tiga atau empat bulan, baru ada naik jenjang level.

Kelemahan?

Beberapa dari orangtua murid mengeluhkan nilai bahasa Inggris anak-anak mereka di rapor berkisar enam atau tujuh. Tidak seperti yang diharapkan.

“Saya mau leskan anak-anak saya ke bapak. Di rapor, anak-anak saya, Andrew dan Michael, cuma dapat enam. Satu setengah tahun kok itu saja hasilnya.”

Ini ungkapan satu dari sekian banyak keluhan nilai ‘cukup’ di rapor.

Karena anaknya sudah berhenti les di kursus lebih dari dua bulan, saya pun menerima les dari beliau, sebut saja Bu Lina (bukan nama sebenarnya). Saya tidak membujuk orangtua murid untuk berhenti belajar di kursus dan lalu les privat pribadi dengan saya. Saya tidak pernah berlaku seperti itu. Mereka, para orangtua murid sendiri, yang menawarkan kepada saya apakah saya bersedia mengajar anak mereka di rumah. “Mereka senang belajar dengan bapak di kursus. Saya juga lihat, bapak sabar menjelaskan pelajaran pada anak-anak saya.”

Saya mulai mengajar anak-anak Bu Lina, yaitu Andrew, Michael, dan Livina (bukan nama sebenarnya). Tiga anak dengan tingkat pendidikan yang jauh berbeda. Andrew di kelas dua SMP, Michael di kelas lima SD, dan Livina di kelas dua SD.

Sebenarnya saya ingin memisahkan antara Andrew dan Michael di waktu tertentu, dan Livina di waktu lain, karena Livina masih di kelas dua SD. Namun karena kendala mereka juga mengikuti les-les lain semisal piano, matematika, dan lain-lain, sehingga terpaksa saya pun mengajar mereka bertiga dalam waktu yang bersamaan.

Hasilnya?

“Terima kasih, Pak Anton. Andrew dan Michael dapat nilai sembilan di rapor. Ini berkat bimbingan Pak Anton,” kata Bu Lina sumringah, sambil memberikan bingkisan ke saya waktu tahun ajaran baru dimulai.

Saya tidak terlalu peduli apa isi bingkisan itu, namun saya bersyukur bisa membuat murid-murid saya meningkat, baik secara pengetahuan maupun hikmat. Nilai, bukan yang utama, namun bisa menjadi indikator naik atau turunnya pengetahuan.

Kenapa bisa meningkat nilainya? Sederhana. Karena saya mengajarkan yang guru sekolah ajarkan. Materi pelajaran sesuai dengan pelajaran di sekolah. Di bimbel atau kursus (tidak semua), mereka mempunyai materi sendiri yang kadang tidak ‘membumi’ dengan pelajaran di sekolah.

3. Lebih fokus karena satu murid, satu guru

Apakah Anda bisa membayangkan bagaimana suasana satu kelas yang terdiri dari empat puluh murid dan ditangani oleh hanya satu guru? Tentu saja ribut. Satu guru juga takkan mungkin menangani empat puluh murid. Perbandingan yang jomplang.

Makanya, sangatlah tidak ideal jumlah murid di sekolah sekarang ini. Sistem pendidikan yang lebih mementingkan mengerjakan tugas daripada melibatkan murid untuk menjadi kreator dan inovator.

Tidak semua sekolah seperti itu, namun kebanyakan seperti itu.

Jumlah murid di kursus dan bimbel? Kurang lebih sama.

Ribut tentu saja akan ada, dan tidak semua murid itu les karena kemauan sendiri. Ada beberapa murid yang les karena keinginan orangtua.

Di dalam kelas, gangguan dari murid-murid yang les karena terpaksa, disuruh orangtua karena nilai mereka buruk, akan mempengaruhi murid-murid yang memang mau belajar.

Akhir dari semuanya itu adalah tidak maksimalnya belajar, dan hasil pembelajaran pun tidak menggembirakan.

Berbeda dengan les privat yang spesifik satu murid, satu guru. Pembelajaran model seperti ini akan maksimal hasilnya.

“Anak saya bosan kalau sendirian belajarnya, Pak,” kata salah satu ibu beralasan.

“Ibu mau anak ibu paham dengan pelajarannya?” tanya saya.

“Iya, Pak.”

“Nah, pengalaman saya, kalau ada temannya, biasanya tidak serius belajar. Dengan belajar sendiri, dia akan fokus. Tapi itu kembali ke ibu. Kalau ibu mau anak ibu belajar dengan temannya, ya tidak masalah. Anda bisa mencari guru les privat yang lain.”

Biasanya, setelah menimbang-nimbang, sang orangtua setuju, dan waktu melihat hasil di rapor, mereka membenarkan pendapat saya, kalau hasil belajar dengan one on one lebih baik daripada belajar berkelompok.

Guru fokus dengan satu murid; satu murid fokus dengan satu guru dan tidak sungkan untuk bertanya kalau tidak mengerti, dan orangtua sudah membayar mahal untuk sang guru untuk hasil yang sesuai dengan proses dan biayanya.

Masih ragu dengan tarif mahal sang guru ^_^ ?

* * *
Semuanya kembali kepada Anda. Kalau budget Anda tidak memadai, Anda bisa memilih bimbel atau kursus dengan biaya murah atau terjangkau untuk pendidikan putra-putri Anda.

Namun, kalau seandainya Anda ingin memberikan pendidikan terbaik untuk putra-putri Anda, les privat adalah jalan terbaik. Dan sebenarnya tidak semua les privat itu mahal. Tergantung dari guru les bersangkutan yang menentukan tarif. Seandainya nego diperbolehkan, itu akan mengurangi semangat sang guru untuk mengajar buah hati Anda nantinya. Daripada nego, lebih baik mencari guru les dengan tarif yang sesuai dengan kemampuan Anda untuk membayar.

Untuk wilayah kota Samarinda dan sekitarnya, saya membuka jasa layanan les privat bahasa Inggris untuk tingkat Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan Sekolah Menengah Atas (SMA) atau Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).

Jika di antara dari Anda yang ingin putra-putri terkasih mendapat pendidikan terbaik dalam bentuk les privat bahasa Inggris, saya bisa membantu Anda mewujudkan impian Anda.

Anda bisa menghubungi saya lewat Whatsapp atau bisa telepon langsung di 0823-5361-3105

‘Pendidikan adalah investasi jangka panjang. Doa, Dana, dan Upaya adalah tiga komponen untuk mewujudkannya.’

Komentar